SISTEM KREDIT LOGISTIK TERBALIK BVRIO DI BRASIL

PENGELOLAAN SAMPAH DAN SEKTOR INDUSTRI DI BRASIL

Brasil menghasilkan sekitar 67 juta ton limbah padat per tahun (Abrelpe 2012), dan hanya sekitar 1% yang didaur ulang (Atlas Limbah). Diperkirakan bahwa nilai bahan daur ulang yang terbuang di Brasil mencapai lebih dari US $ 3 miliar setahun (IPEA 2010). Pengelolaan limbah adalah salah satu tugas paling menantang yang dihadapi pemerintah kota (Governo de Sao Paulo, 2013). Kurang dari 3% dari semua sampah rumah tangga di Brasil yang dipisahkan (IPEA 2013) dan pengumpulan sampah yang dipilah hanya tersedia di 14% kota (CEMPRE 2013).

Perundang Limbah Padat Nasional (PNRS), yang diumumkan pada tahun 2010, bertujuan untuk menciptakan solusi untuk tantangan timbulan dan pembuangan limbah padat di Brasil. Undang-undang tersebut menciptakan konsep tanggung jawab bersama untuk pengumpulan dan pembuangan limbah padat yang dihasilkan oleh berbagai sektor industri dan komersial. Kewajiban hukum ini berlaku untuk produsen, importir, pengecer dan distributor dari tujuh sektor industri (ban, minyak pelumas, baterai, pestisida, lampu fluoresen, produk listrik dan elektronik) dan pengemasan secara umum (yang mungkin melibatkan sektor dan pendekatan yang berbeda).

Produsen dan importir produk-produk tersebut perlu memastikan bahwa produk tersebut dibuang dengan benar di akhir masa pakainya. Hal ini memerlukan pengembangan sistem untuk pengumpulan, daur ulang, penggunaan kembali, atau pembuangan produk semacam itu yang sesuai dengan lingkungan (disebut sebagai ‘logistik terbalik’ dari rantai pasokan asli yang terkait dengan produk tersebut). Kewajiban ini menciptakan tantangan bagi sektor-sektor yang secara langsung terpengaruh oleh undang-undang tersebut, beberapa di antaranya adalah jarak yang sangat jauh pada rantai pasokan dan konsumsi, dari lokasi limbah akhir dihasilkan dengam lokasi awal produk dijual.

Industri barang konsumsi disibukkan dengan kesulitan dan biaya yang terkait dengan pengembangan dan operaional sistem ‘logistik terbalik’ untuk mengumpulkan residu yang berasal dari produk mereka. Mengingat sifat timbulnya sampah yang terpisah-pisah, pengumpulan dan daur ulang kemasan barang konsumsi menjadi sangat menantang.

Perusahaan-perusahaan berusaha mencari pengaturan alternatif untuk memenuhi kewajiban mereka. Pada kebanyakan kasus, hal ini dilakukan melalui asosiasi sektor, seperti CEMPRE, Abividro and Reciclanip. Pada kasus lain, mengikutsertakan pemulung individu.

PERAN PEMULUNG (CATADORES)

Saat perusahaan dan sektor publik mencoba membuat cara untuk memenuhi tujuan PNRS, saat ini, Brasil memiliki lebih dari 800.000 pemulung individu yang dikenal sebagai Catadores, kelompok berpenghasilan rendah yang mencari penghasilan dari mengumpulkan material yang dapat di daur ulang di jalan, tempat sampah, dan TPA di Brasil. Para Catadores adalah pemeran penting dalam rantai pengelolaan sampah dan harus menjadi bagian dari solusi (MNCR).

Kebutuhan perusahaan pribadi, sektor publik, dan Catadores individu bisa terpenuhi jika pelaksanaan undang-undang PNRS mengikutsertakan baik produsen sampah maupun mereka yang ikut serta dalam pengumpulan, pembuangan, dan daur ulang. Hal ini bisa terlaksana dengan mengizinkan mereka yang wajib membayar logistik terbalik dari produk mereka (misalnya, industri dan sektor penjualan retail) untuk ‘subkontrak’ kegiatan-kegiatan tertentu dari mereka yang terjun dalam pengumpulan dan pembuangan saat ini (misalnya, koperasi Catadores).

Menyadari kenyataan ini, Perundangan Sampah Padat menekankan pentingnya keikutsertaan Catadores dalam segala peraturan untuk mengatasi tantangan sampah padat yang mengancam berbagai sektor industri yang terpengaruh Perundangan. Pada saat yang sama, keikutsertaan Catadores dalam kegiatan ini berpotensi untuk berkontribusi pada inklusi sosial dan ekonomi dari kelompok besar ini dalam siklus produksi.

Untuk berkontribusi pada pemberdayaan dan meningkatkan kesejahteraan mereka, selama 15 tahun terakhir pemerintah Brazil telah mendorong organisasi Catadores untuk menjadi koperasi dan jaringan yang mendukung peningkatan ekonomi mereka, melalui serangkaian program yang dipimpin oleh pemerintah, seperti Programa Pró- Catador dan Cataforte. Saat ini, ada lebih dari 1100 koperasi pemulung di seluruh Brasil (SNISE 2014).

Dalam sejarahnya, koperasi pemulung beroperasi mandiri atau membuat kontrak dengan instansi pemerintah kota atau perusahaan untuk memilah sampah. . Ketentuan kontrak ini sering kali dibuat oleh organisasi mitra dan tidak selalu menguntungkan koperasi (IPEA 2013). Masalah ini diperparah dengan kurangnya modal kerja koperasi. Sebagian besar pemulung individu perlu dibayar untuk sampah yang dikumpulkan setiap hari, dan akibatnya, koperasi tidak dapat mengumpulkan cukup bahan yang dapat didaur ulang untuk memenuhi biaya pengiriman untuk menjualnya ke fasilitas daur ulang. Sebaliknya, mereka menjual bahan mereka ke perantara, dengan harga lebih rendah, untuk menghasilkan perputaran uang.

SISTEM KREDIT LOGISTIK TERBALIK BVRIO

Di tahun 2013, BVRio menandatangani kontrak persetujuan dengan Asosiasi Catadores Nasional untuk membangun sistem untuk mendukung imbalan untuk Catadores bagi layanan lingkungan yang dihasilkan dari logistik terbalik dan daur ulang yang mereka berikan kepada perusahaan, pemerintah, dan masyarakat secara menyeluruh.

Berdasarkan faktor dan keadaan yang dijelaskan di bagian sebelumnya, BVRio bekerja sama dengan Asosiasi Catadores Nasional, mengembangkan sistem Kredit Logistik Terbalik untuk membantu perusahaan memenuhi kewajiban mereka di bawah hukum sambil memberi penghargaan kepada Catadores atas peran mereka.

Kredit Logistik Terbalik adalah sertifikat yang menegaskan bahwa layanan logistik terbalik disediakan untuk memastikan bahwa sejumlah limbah telah dibuang secara bertanggung jawab Kredit ini dikeluarkan dan dijual oleh koperasi Catadores dan dibeli oleh produsen dan/atau importir yang harus mematuhi peraturan persampahan. Melalui pembelian kredit, perusahaan secara efektif melakukan subkontrak dengan koperasi Catadores untuk menyediakan layanan logistik terbalik.

Bagi perusahaan, kredit menyediakan solusi yang efisien dan efektif secara biaya untuk mematuhi peraturan hukum. Bagi Catadores, penjualan kredit menyediakan sumber pendapatan tambahan, menambah nilai untuk kegiatan mereka lalu menghasilkan dampak sosial yang penting.

Dalam hal lingkungan, nilai tambahan yang dihasilkan dari penjualan kredit membuat kegiatan mengumpulkan materal sampah dengan nilai material mentah lebih rendah menjadi berarti, memperluas lingkup produk yang dikumpulkan, tidak terbatas produk bernilai tinggi yang ada saat ini, misalnya, kaleng aluminium.

Penjualan Kredit Logistik Terbalik tidak mempengaruhi kemampuan Catadores untuk menjual meterial fisik untuk didaur ulang. Kredit Logistik Terbalik hanya melambangkan layanan lingkungan yang Catadores sediakan, misalnya, pengumpulan, pemilihan, dan arah sampah padat menuju daur ulang dan penggunaan kembali dalam siklus produksi – dengan kata lain, layanan logistik terbalik. Dengan cara ini, selain tambahan pendapatan yang dihasilkan dari penjualan material daur ulang, Catadores juga bisa menjual Kredit Logistik Terbalik kepada perusahaan-perusahaan yang membutuhkan layanan ini demi mematuhi persyaratan dari Undang-undang Sampah Padat Nasional.

Sistem ini beroperasi sejak 2013 dan survey hasil awal telah dilakukan kepada 30 koperasi pemulung dan 1000 pemulung individu yang berpartisipasi di tahun pertama. Pada tahun itu, koperasi-koperasi tersebut mengumpulkan dan mengirim sampah padat sebanyak 1.600 ton ke pabrik daur ulang. Pendapatan dari penjualan Kredit Logistik Terbalik meningkatkan pendapatan koperasi hingga 30%, memberikan tambahan dampak sosial yang penting bagi dampak lingkungan mengurangi polusi.

Mekanisme ekonomi sirkular yang efektif dan bersifat inklusif secara sosial membuka jalan terciptanya Gagasan 3R, the Circular Action Hub, dan Mekanisme Kredit Sirkular, versi internasional dari sistem Kredit Logistik Terbalik.

INFORMASI TAMBAHAN

Kredit Logistis Terbalik – Inovasi sosial dan lingkungan untuk sampah dan daur ulang perkotaan. BVRio 2015. www.bvrio.org/publicacoes